What's new

Indonesia Defence Forum

FB_IMG_15643676428974481.jpg
FB_IMG_15643676610042395.jpg

Liquid propellant rocket engine development
Credit to Fb page Lembaga Keris
 
Screenshot_2019-07-30-15-40-51-1.png

Procurement of single engine trainer aircrafts & flight simulator for naval aviation service

Good ol'days for our Navy and Air Force, not so much for our "rakyat". And who said we have to look from other country to project our own force? Those 1960's defense purchased clearly showed where we should put our priority on. Well excluding those bombers :D
Back in 60s was the height of AURI & ALRI era at that time however at the cost of economic issues at ordinary people living and even we reached hyperinflation back then. Pres.Soekarno was ambitious however that came with a cost in return
 
View attachment 571506
Procurement of single engine trainer aircrafts & flight simulator for naval aviation service


Back in 60s was the height of AURI & ALRI era at that time however at the cost of economic issues at ordinary people living and even we reached hyperinflation back then. Pres.Soekarno was ambitious however that came with a cost in return

does it means we're going to get more MPA aircraft ?
 
https://www.kemhan.go.id/pothan/201...ipasi-dalam-latihan-angkasa-yudha-tni-au.html

ACMI SUKHOI, PRODUK ANAK BANGSA YANG SUKSES BERPARTISIPASI DALAM LATIHAN ANGKASA YUDHA TNI AU

Rabu, 24 Juli 2019

Oleh : Letkol Kal Nanto Nurhuda, S.M.

Kasi Bangraptekinfokomhan Subdit Tekinfokomhan Dit Tekindhan Ditjen Pothan Kemhan

Sesuai amanat Undang-undang RI Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan, Kementerian Pertahanan (Kemhan) mempunyai kewajiban mendorong pengembangan kemampuan Industri Pertahanan (Indhan) melalui pengembangan sumber daya manusia, sarana teknologi, informasi teknologi, organisasi dan manajemen melalui penetapan kebijakan, regulasi dan pengawasan. Dalam pelaksanannya, Kemhan memberi tugas kepada Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan (Ditjen Pothan) Kemhan untuk merencanakan program Pengembangan Teknologi Industri Pertahanan (Bangtekindhan). Tujuan dari pengembangan kemampuan Industri Pertahanan adalah untuk mewujudkan kemandirian dan daya saing Industri Pertahanan.

Kegiatan Program Bangtekindhan dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pengembangan Teknologi Industri Pertahanan, yang merupakan kegiatan pengembangan yang dilakukan industri pertahanan dalam negeri dengan didukung sumber anggaran Rupiah murni.

Penyusunan Program Bangtekindhan dilakukan dan dikoordinasikan secara terpadu oleh Kemhan melalui Ditjen Pothan Kemhan bekerjasama dengan Mabes TNI dan Angkatan. Program tersebut diarahkan kepada penguasaan teknologi guna menjamin kelangsungan penyediaan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalhankam) serta kemajuan dan kemandirian industri pertahanan.

ACMI adalah sistem instrumentasi yang mampu memonitor, menampilkan (2 dimensi maupun 3 dimensi), merekam pergerakan, dan posisi pesawat secara real time yang nantinya digunakan sebagai bahan evaluasi serta mampu mensimulasikan pertempuran air to air dan air to ground. ACMI Sukhoi ini merupakan program Bangtekindkan hasil kerjasama Ditjen Pothan Kemhan dengan PT. TRESS (Teknologi Rekatama Solusi Indonesia). Keunggulan dari ACMI ini adalah murni karya anak bangsa, terjamin kerahasiaannya, mampu mendukung latihan penerbang Sukhoi dengan tepat sasaran, upgrade lebih mudah karena hasil penelitian bersama dengan Dislitbang TNI AU, sehingga mudah dalam perawatan dan troubleshooting.

Secara umum, spesifikasi teknis yan diterapkan pada ACMI Sukhoi ini dapat digunakan untuk semua jenis latihan pilot pesawat tempur, antara lain:

  1. Latihan terbang perorangan dan element,

  2. Latihan terbang satu skadron atau lebih,

  3. Latihan gabungan antar skadron,

  4. Latihan gabungan dengan negara lain, dan

  5. Latihan composite strike.
Dan dari hail uji dinamis, ACMI Sukhoi ini telah melampaui spesifikasi teknis yang tertuang dalam kontrak, antara lain mampu digunakan bermanuver melebihi 6,5 G, mencapai ketinggian di atas 30.000 ft, dan suhu antara -30⁰C hingga 70⁰C.

Perhatian yang sangat luar biasa diberikan oleh Kepala Staf Angkatan Udara dan Dirjen Pothan yang telah mendukung penuh Tim Waspro dan PPHP serta Puslaik Baranahan Kemhan dalam kegiatan uji statis maupun uji dinamis yang dilaksanakan di Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Hasanuddin Makassar. Atas dukungan dan kerjasama semua pihak, kini ACMI Sukhoi Program Bangtekindhan Ditjen Pothan Kemhan telah mengantongi Sertifikat Tipe Produk Aeronautika Klas II Militer dan siap untuk diproduksi massal guna mendukung kegiatan TNI AU, compatible dengan pesawat-pesawat TNI AU lainnya (sebelumnya TNI AU telah memiliki ACMI KITS buatan Cubic dan P5 buatan Cubic & DRS Tecnologies untuk pesawat F-5, F-16 dan Hawk 100/200).

Selain sukses mebangun ACMI Sukhoi, pada tahun ini Ditjen Pothan Kemhan berhasil pula meluncurkan Roket R-Han 122B Tahap II yang merupakan hasil kerjasama dengan Konsorsium Reverse Engineering R-Han 122B yang terdiri dari PT. Pindad (Persero) selaku Lead Integrator, didukung oleh anggota konsorsium yaitu PT. Dahana (Persero), PT. Dirgantara Indonesia (Persero), dan LAPAN. Selain itu, Dtjen Pothan juga telah mendapatkan sertifikat tipe untuk berbagai program Bangtekindhan lainnya, yaitu:

  1. First Article Senjata Serbu Bawah Air 5,66 mm,

  2. First Article Mekatronik Mortir 81 mm, dan

  3. First Article Remote Control Weapon System (RCWS),
Sedangkan untuk program Pembinaan Potensi Teknologi Industri Pertahanan (Binpottekindhan), Puslaik Baranahan juga telah menerbitkan type certificate untuk program Reverse Enginering Inertial Navigation System (INS) Rudal dan Program Penyusunan Tabel Tembak Roket R-Han 122B.

Saat ini Ditjen Pothan Kemhan tengah melaksanakan program Bangtekindhan TA. 2019 yang teridiri dari:

  1. First Article Alat Kendali Tembak Senjata FFAR Heli Serang Mi 35-P,

  2. First Article Sistem Penembakan Mortir Berbasis Komputer,

  3. First Article Senjata Otomatis Kal. 5,56 mm

  4. First Article Data Distribution Unit,

  5. First Article Depth Personal Vehicle, dan

  6. First Article Card Module Radar Thomson.
Selain itu, melalui Binpottekindhan, Ditjen Pothan Kemhan juga tengah bekerjasama dengan Industri Pertahanan (BUMN dan BUMS), antara lain:

  1. Program Tank Boat Tahap II,

  2. Program Joint Production PTTA Kelas MALE Tahun I, dan

  3. Program Reverse Engineering Sistem Rudal C-705.
Dengan bantuan semua pihak, semoga Program Bangtekindhan dan Binpottekindhan Ditjen Pothan Kemhan mampu membina Industri Pertahanan dalam negeri, baik BUMN maupun BUMS, untuk menjadi industri yang mandiri, handal, dan berdaya saing baik di lingkup nasional maupun internasional.

upload_2019-7-30_22-10-50.jpeg


Pod ACMI terpasang di Pesawat Sukhoi TS-3011

upload_2019-7-30_22-10-50.jpeg


Tim IMAA Puslaik Baranahan Kemhan tengah mengecek kesiapan Pod ACMI Sukhoi sebelum pelaksanaan uji dinamis di Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Hasanuddin Makassar

^^^^ And we're going to reverse engineer the C-705 that's kinda a good news (even though still kinda skeptical after the failed test on KCR-60) ....
^^^^ Joint production MALE ? puna elongated version ? or wing loong / anka ?
 
Last edited:
View attachment 571414 View attachment 571415
Liquid propellant rocket engine development
Credit to Fb page Lembaga Keris

This is what I would love to see. ToT is acting as a compliment/additional tech, but we still doing r&d for it. Rhan 122 is good result, tho I might say it takes too much time but the result can be a fundamental base for us to go higher. It would be nice if we put more budget to it. Radar, submarine and missiles should be priority. Hold other project behind and get some reality check cuz we dont have enough budget and will to pour into 7 proyek strategis.

View attachment 571506
Procurement of single engine trainer aircrafts & flight simulator for naval aviation service


Back in 60s was the height of AURI & ALRI era at that time however at the cost of economic issues at ordinary people living and even we reached hyperinflation back then. Pres.Soekarno was ambitious however that came with a cost in return

Wooottt. I dont know whether it is more efficient to train pilot as it is now (with AU) or having their own school, course and trainer aircraft. Nevertheless I like how its going, getting trainer aircrafts means they are looking to have more planes. I hope someday they will have their own fighters and perhaps kapal induk. Tho it prolly wont happen in my lifetime :D
 
https://www.kemhan.go.id/pothan/201...ipasi-dalam-latihan-angkasa-yudha-tni-au.html

ACMI SUKHOI, PRODUK ANAK BANGSA YANG SUKSES BERPARTISIPASI DALAM LATIHAN ANGKASA YUDHA TNI AU

Rabu, 24 Juli 2019

Oleh : Letkol Kal Nanto Nurhuda, S.M.

Kasi Bangraptekinfokomhan Subdit Tekinfokomhan Dit Tekindhan Ditjen Pothan Kemhan

Sesuai amanat Undang-undang RI Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan, Kementerian Pertahanan (Kemhan) mempunyai kewajiban mendorong pengembangan kemampuan Industri Pertahanan (Indhan) melalui pengembangan sumber daya manusia, sarana teknologi, informasi teknologi, organisasi dan manajemen melalui penetapan kebijakan, regulasi dan pengawasan. Dalam pelaksanannya, Kemhan memberi tugas kepada Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan (Ditjen Pothan) Kemhan untuk merencanakan program Pengembangan Teknologi Industri Pertahanan (Bangtekindhan). Tujuan dari pengembangan kemampuan Industri Pertahanan adalah untuk mewujudkan kemandirian dan daya saing Industri Pertahanan.

Kegiatan Program Bangtekindhan dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pengembangan Teknologi Industri Pertahanan, yang merupakan kegiatan pengembangan yang dilakukan industri pertahanan dalam negeri dengan didukung sumber anggaran Rupiah murni.

Penyusunan Program Bangtekindhan dilakukan dan dikoordinasikan secara terpadu oleh Kemhan melalui Ditjen Pothan Kemhan bekerjasama dengan Mabes TNI dan Angkatan. Program tersebut diarahkan kepada penguasaan teknologi guna menjamin kelangsungan penyediaan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalhankam) serta kemajuan dan kemandirian industri pertahanan.

ACMI adalah sistem instrumentasi yang mampu memonitor, menampilkan (2 dimensi maupun 3 dimensi), merekam pergerakan, dan posisi pesawat secara real time yang nantinya digunakan sebagai bahan evaluasi serta mampu mensimulasikan pertempuran air to air dan air to ground. ACMI Sukhoi ini merupakan program Bangtekindkan hasil kerjasama Ditjen Pothan Kemhan dengan PT. TRESS (Teknologi Rekatama Solusi Indonesia). Keunggulan dari ACMI ini adalah murni karya anak bangsa, terjamin kerahasiaannya, mampu mendukung latihan penerbang Sukhoi dengan tepat sasaran, upgrade lebih mudah karena hasil penelitian bersama dengan Dislitbang TNI AU, sehingga mudah dalam perawatan dan troubleshooting.

Secara umum, spesifikasi teknis yan diterapkan pada ACMI Sukhoi ini dapat digunakan untuk semua jenis latihan pilot pesawat tempur, antara lain:

  1. Latihan terbang perorangan dan element,

  2. Latihan terbang satu skadron atau lebih,

  3. Latihan gabungan antar skadron,

  4. Latihan gabungan dengan negara lain, dan

  5. Latihan composite strike.
Dan dari hail uji dinamis, ACMI Sukhoi ini telah melampaui spesifikasi teknis yang tertuang dalam kontrak, antara lain mampu digunakan bermanuver melebihi 6,5 G, mencapai ketinggian di atas 30.000 ft, dan suhu antara -30⁰C hingga 70⁰C.

Perhatian yang sangat luar biasa diberikan oleh Kepala Staf Angkatan Udara dan Dirjen Pothan yang telah mendukung penuh Tim Waspro dan PPHP serta Puslaik Baranahan Kemhan dalam kegiatan uji statis maupun uji dinamis yang dilaksanakan di Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Hasanuddin Makassar. Atas dukungan dan kerjasama semua pihak, kini ACMI Sukhoi Program Bangtekindhan Ditjen Pothan Kemhan telah mengantongi Sertifikat Tipe Produk Aeronautika Klas II Militer dan siap untuk diproduksi massal guna mendukung kegiatan TNI AU, compatible dengan pesawat-pesawat TNI AU lainnya (sebelumnya TNI AU telah memiliki ACMI KITS buatan Cubic dan P5 buatan Cubic & DRS Tecnologies untuk pesawat F-5, F-16 dan Hawk 100/200).

Selain sukses mebangun ACMI Sukhoi, pada tahun ini Ditjen Pothan Kemhan berhasil pula meluncurkan Roket R-Han 122B Tahap II yang merupakan hasil kerjasama dengan Konsorsium Reverse Engineering R-Han 122B yang terdiri dari PT. Pindad (Persero) selaku Lead Integrator, didukung oleh anggota konsorsium yaitu PT. Dahana (Persero), PT. Dirgantara Indonesia (Persero), dan LAPAN. Selain itu, Dtjen Pothan juga telah mendapatkan sertifikat tipe untuk berbagai program Bangtekindhan lainnya, yaitu:

  1. First Article Senjata Serbu Bawah Air 5,66 mm,

  2. First Article Mekatronik Mortir 81 mm, dan

  3. First Article Remote Control Weapon System (RCWS),
Sedangkan untuk program Pembinaan Potensi Teknologi Industri Pertahanan (Binpottekindhan), Puslaik Baranahan juga telah menerbitkan type certificate untuk program Reverse Enginering Inertial Navigation System (INS) Rudal dan Program Penyusunan Tabel Tembak Roket R-Han 122B.

Saat ini Ditjen Pothan Kemhan tengah melaksanakan program Bangtekindhan TA. 2019 yang teridiri dari:

  1. First Article Alat Kendali Tembak Senjata FFAR Heli Serang Mi 35-P,

  2. First Article Sistem Penembakan Mortir Berbasis Komputer,

  3. First Article Senjata Otomatis Kal. 5,56 mm

  4. First Article Data Distribution Unit,

  5. First Article Depth Personal Vehicle, dan

  6. First Article Card Module Radar Thomson.
Selain itu, melalui Binpottekindhan, Ditjen Pothan Kemhan juga tengah bekerjasama dengan Industri Pertahanan (BUMN dan BUMS), antara lain:

  1. Program Tank Boat Tahap II,

  2. Program Joint Production PTTA Kelas MALE Tahun I, dan

  3. Program Reverse Engineering Sistem Rudal C-705.
Dengan bantuan semua pihak, semoga Program Bangtekindhan dan Binpottekindhan Ditjen Pothan Kemhan mampu membina Industri Pertahanan dalam negeri, baik BUMN maupun BUMS, untuk menjadi industri yang mandiri, handal, dan berdaya saing baik di lingkup nasional maupun internasional.

View attachment 571625

Pod ACMI terpasang di Pesawat Sukhoi TS-3011

View attachment 571626

Tim IMAA Puslaik Baranahan Kemhan tengah mengecek kesiapan Pod ACMI Sukhoi sebelum pelaksanaan uji dinamis di Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Hasanuddin Makassar

^^^^ And we're going to reverse engineer the C-705 that's kinda a good news (even though still kinda skeptical after the failed test on KCR-60) ....
^^^^ Joint production MALE ? puna elongated version ? or wing loong / anka ?
Reverse engineer systems in C-705, so we are reverse engineering from something which actually gained from more or less a reverse engineered ?
 
Reverse engineer systems in C-705, so we are reverse engineering from something which actually gained from more or less a reverse engineered ?
that's what i thought , it failed two times during our naval drill (first failed to launched at time , the second one failed in flight) that's why im very skeptical (i rather think we should focused on AV-TM 300 from avibras)
 
Last edited:
The First Falcon Monument :enjoy:

f-16rsn-mp4_000002202-jpg.571644

f-16rsn-mp4_000005939-jpg.571642


f-16rsn-mp4_000056956-jpg.571643
 

Attachments

  • f-16RSN.mp4_000005939.jpg
    f-16RSN.mp4_000005939.jpg
    151.3 KB · Views: 1,340
  • f-16RSN.mp4_000056956.jpg
    f-16RSN.mp4_000056956.jpg
    141.7 KB · Views: 1,328
  • f-16RSN.mp4_000002202.jpg
    f-16RSN.mp4_000002202.jpg
    69.5 KB · Views: 1,318
Teroris Kini Dikepung Densus dan Koopssus

6dabfe96-d55e-4aa4-a449-ad302242ea57_169.jpeg
Foto: Peresmian Komando Operasi Khusus (Koopssus) TNI. (Grandyos Zafna-detikcom)

Jakarta - Komando Operasi Khusus (Koopssus) TNI diresmikan hari ini dan siap menangani ancaman terorisme dari dalam dan luar negeri. Teroris diharapkan semakin terkepung karena sebelumnya sudah ada Satuan Densus 88 Antiteror Polri.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumya menilai perlu dibentuknya Koopssus TNI, yang tertuang dalam Perpres Nomor 42 Tahun 2019 tentang susunan organisasi TNI. Hari ini, Koopssus TNI diresmikan oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di Lapangan Koopssus TNI, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (30/7/2019). Brigjen Rochadi diangkat menjadi komandan.

Hadi mengatakan para personel Koopssus merupakan prajurit pilihan dari tiga matra di TNI untuk menangani terorisme. Hadi menegaskan, pembentukan Koopssus ini tidak meniadakan peran pasukan khusus matra lainnya, tapi justru ingin mensinergikan tugas TNI.

"Koopssus TNI melengkapi jajaran satuan elite yang telah dimiliki TNI sebagai satuan elite. Personel Koopssus TNI yang berasal dari pasukan khusus ketiga matra merupakan prajurit pilihan mereka memiliki kualifikasi untuk melakukan berbagai jenis operasi khusus, baik di dalam maupun di luar negeri, yang menuntut kecepatan dan keberhasilan yang tinggi," ujar Hadi dalam amanatnya.

Baca juga: Polri Pastikan Densus dan Koopssus Tak Tumpang-Tindih Tangani Terorisme

Ditemui seusai upacara peresmian, Hadi menjelaskan keunggulan Koopssus TNI. Pasukan ingin menggunakan kecepatan penuh ketika ada ancaman terorisme dari dalam dan luar negeri.

"Ciri dari Koopssus TNI seperti yang saya sampaikan adalah kecepatan dan kemungkinan hasil persentase mendekati 100 persen. Kecepatan adalah ketika ada ancaman dari dalam maupun luar negeri, Panglima TNI langsung bisa memerintahkan untuk bergerak dengan cepat dengan tingkat keberhasilan sangat tinggi," jelasnya.

Nantinya tugas Koopssus TNI lebih banyak bergerak penangkalan terorisme. Fungsi intelijen sangat diutamakan dalam pasukan ini.

"Tugas fungsi adalah penangkal, penindak, dan pemulih. Penangkalnya di dalamnya adalah surveillance, yang isinya intelijen, 80 persen kita laksanakan adalah surveillance atau observasi jarak dekat dan 20 persen penindakan. Maka intelijen ada di fungsi penangkalan," tutur Hadi.

Sementara itu, Polri, yang memiliki Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror, memastikan keberadaan Koopssus TNI tidak akan tumpang-tindih dalam penanganan terorisme.

"Tentunya untuk Densus fokus terhadap penegakan hukum. (Dengan Koopssus TNI) kaitannya dengan implementasi, koordinasi, dan sinergitas di lapangan itu dalam rangka untuk satu tujuan mungkin untuk preventive strike atau melakukan strike," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (30/7).

Dedi menggambarkan semisal Koopssus TNI turun dalam situasi penyanderaan skala besar dan di area publik. Dedi mengakui TNI memiliki kompetensi untuk mengatasi situasi tersebut.

"Apabila ditemukan ada kasus penyanderaan dalam skala besar dan di dalam area publik dan moda transportasi atau di kapal, pelabuhan, termasuk di kedutaan besar Indonesia di negara sahabat. Itu dari rekan TNI yang memiliki kualifikasi dan kompetensi di bidang penindakan," jelas Dedi.

Baca juga: Panglima Beberkan Keunggulan Koopsus TNI yang Siap Tangani Terorisme

Tak hanya ke depan, Dedi juga akan memberi contoh sinergi TNI-Polri yang sudah terjalin sebelumnya, antara lain perburuan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah; penyanderaan WNI oleh kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan; dan pengejaran terhadap kelompok kriminal bersenjata (KKB) d Papua.

"Contohnya operasi penangkapan kelompok Ali Kalora di Poso. Kemudian penangkapan lainnya kita koordinasi, juga sama seperti penyanderaan yang dilakukan kelompok Abu Sayyaf di perbatasan Filipina ada pelibatan TNI. Kerja sama sudah berjalan. Kita koordinasi, bukan hanya back up setiap ada potensi ancaman terorisme baik di dalam negeri maupun di negara lain, baik penyanderaan WNI di luar. Kalau di Indonesia, penangkapan anggota Ali Kalora dan Papua," terang Dedi.
(idh/rvk)

https://news.detik.com/berita/d-464...g-densus-dan-koopssus?tag_from=wp_nhl_judul_4
 
Must be the airframe from the one that crashed back in 2017

yes from c model, ts-1643...
pay attention to the tail arts, it's probably the firstime too :-)

mk-82-mk-12-mp4_000003069-jpg.571693

mk-82-mk-12-mp4_000006059-jpg.571694

mk-82-mk-12-mp4_000006856-jpg.571695

mk-82-mk-12-mp4_000008730-jpg.571697

mk-82-mk-12-mp4_000009169-jpg.571698

mk-82-mk-12-mp4_000012318-jpg.571699

mk-82-mk-12-mp4_000030059-jpg.571702

mk-82-mk-12-mp4_000034284-jpg.571704

mk-82-mk-12-mp4_000042895-jpg.571709


Strike..!
mk-82-mk-12-mp4_000043733-jpg.571710

Siak AWR...:flame:turn ON for sound blast!


airmen-tour2019-mp4_000020880-jpg.571685

airmen-tour2019-mp4_000051600-jpg.571686

airmen-tour2019-mp4_000064360-jpg.571689
 

Attachments

  • airmen-tour2019.mp4_000020880.jpg
    airmen-tour2019.mp4_000020880.jpg
    116.7 KB · Views: 1,406
  • airmen-tour2019.mp4_000051600.jpg
    airmen-tour2019.mp4_000051600.jpg
    156.1 KB · Views: 1,407
  • airmen-tour2019.mp4_000064360.jpg
    airmen-tour2019.mp4_000064360.jpg
    136.5 KB · Views: 1,416
  • mk-82&mk-12.mp4_000003069.jpg
    mk-82&mk-12.mp4_000003069.jpg
    135.4 KB · Views: 1,228
  • mk-82&mk-12.mp4_000006059.jpg
    mk-82&mk-12.mp4_000006059.jpg
    155.1 KB · Views: 1,233
  • mk-82&mk-12.mp4_000006856.jpg
    mk-82&mk-12.mp4_000006856.jpg
    143.4 KB · Views: 1,235
  • mk-82&mk-12.mp4_000008730.jpg
    mk-82&mk-12.mp4_000008730.jpg
    142.4 KB · Views: 1,232
  • mk-82&mk-12.mp4_000009169.jpg
    mk-82&mk-12.mp4_000009169.jpg
    105 KB · Views: 1,230
  • mk-82&mk-12.mp4_000012318.jpg
    mk-82&mk-12.mp4_000012318.jpg
    137.3 KB · Views: 1,232
  • mk-82&mk-12.mp4_000030059.jpg
    mk-82&mk-12.mp4_000030059.jpg
    115.7 KB · Views: 1,231
  • mk-82&mk-12.mp4_000034284.jpg
    mk-82&mk-12.mp4_000034284.jpg
    108.6 KB · Views: 1,233
  • mk-82&mk-12.mp4_000042895.jpg
    mk-82&mk-12.mp4_000042895.jpg
    68.2 KB · Views: 1,229
  • mk-82&mk-12.mp4_000043733.jpg
    mk-82&mk-12.mp4_000043733.jpg
    38.1 KB · Views: 1,234
Last edited:
https://lancerdefense.com/2019/07/2...na-gelar-latihan-perang-di-tarakan/#more-8580

@Cromwell

What is this say politically? I know Phillipine and Indonesia had settled their border dispute. With Malaysia last time I know it only need approval from thier house representative (regarding border dispute). With all border dispute aside does this mean these 3 countries trying to balance the regional power that has been shifted by the presence of China in SCS?
 
https://lancerdefense.com/2019/07/2...na-gelar-latihan-perang-di-tarakan/#more-8580

@Cromwell

What is this say politically? I know Phillipine and Indonesia had settled their border dispute. With Malaysia last time I know it only need approval from thier house representative (regarding border dispute). With all border dispute aside does this mean these 3 countries trying to balance the regional power that has been shifted by the presence of China in SCS?
Maphilindo exercise is routine between 3 countries considering Sulu Sea ( 3 countries common border ) is dangerous waters with kidnapping, piracy, smuggling and Mindanao separatists & ISIS related organisations.
 

Back
Top Bottom