What's new

Indonesia Defence Forum

Kapal pengawas baru KKP mulai dibangun di Batam
Jumat, 28 Februari 2020 18:08 WIB

IMG-20200228-WA0011_1.jpg

Kapal Pengawas Perikanan tipe C ini mulai dibangun hari ini dan diharapkan akan selesai dalam 300 hari ke depan
Jakarta (ANTARA) - Dua kapal pengawas baru Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang akan memperkuat armada pengawasan guna mengatasi penangkapan ikan ilegal di sejumlah kawasan perairan nasional, mulai dibangun.

"Dua kapal pengawas perikanan mulai dibangun hari ini dan akan segera memperkuat armada pengawasan di wilayah barat, yaitu di Laut Natuna Utara dan Selat Malaka," kata Direktur Pemantauan dan Operasi Armada KKP, Pung Nugroho Saksono dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat.

Baca juga: KKP akan tingkatkan kesejahteraan awak kapal pengawas perikanan

Pung Nugroho mengemukakan hal tersebut saat melaksanakan keel laying (peletakan lunas) di Batam pada Jumat (28/02). Keel laying ini menandai dimulainya pembangunan kapal pengawas tipe C yang dikenal lincah dalam bermanuver ini.

"Kapal Pengawas Perikanan tipe C ini mulai dibangun hari ini dan diharapkan akan selesai dalam 300 hari ke depan," ungkap Ipung.

Ipung menjelaskan pembangunan dua kapal baru ini menunjukkan komitmen kuat dari Menteri Kelautan dan Perikanan dalam memberantas pencurian ikan dan melindungi nelayan Indonesia.

Baca juga: KKP beri penghargaan lima kapal pengawas perikanan berkinerja terbaik

"Menteri Kelautan dan Perikanan selalu menyampaikan bahwa tidak ada kata kompromi untuk pelaku illegal fishing. Kedua kapal ini akan berada di garis terdepan untuk menjaga kedaulatan pengelolaan perikanan kita," ujarnya.

Kapal pengawas tipe C merupakan kapal pengawas yang memiliki Length Over All (LOA) 32 meter. Kapal Pengawas ini memiliki keunggulan dalam hal kecepatan yang dapat mencapai 30 knot dan kegesitan dalam melakukan olah gerak atau manuver.

Oleh sebab itu, ujar dia, kapal pengawas tipe ini memiliki kemampuan intercept yang baik dan merupakan kapal pemburu yang banyak menjadi momok bagi para pelaku illegal fishing di perairan Indonesia.

Meskipun memiliki spesifikasi dan keunggulan tersebut, kapal pengawas ini ternyata didesain dan dikerjakan sendiri 100 persen oleh industri dalam negeri.

Baca juga: Jepang resmi hibahkan kapal pengawas Hakurei Maru untuk Indonesia

Saat ini, pembangunan kapal ini dilakukan di galangan PT Palindo Marine Batam dan diharapkan selesai dalam waktu 10 bulan. Selanjutnya kedua kapal ini akan dioperasikan masing-masing di bawah Pangkalan PSDKP Batam dan Stasiun PSDKP Pontianak.

"Kapal ini didesain dan pekerjanya 100 persen putera-puteri terbaik bangsa Indonesia, ini karya anak-anak Indonesia," ucap Ipung.

Saat ini Kementerian Kelautan dan Perikanan telah memiliki total 34 unit Kapal Pengawas Perikanan terdiri dari empat Kapal Pengawas tipe A dengan panjang lebih dari 50 meter, dua unit Kapal Pengawas tipe B dengan panjang 40-50 meter, sepuluh unit Kapal Pengawas tipe C dengan panjang 30-40 meter, dan tiga belas unit tipe D dan lima unit tipe E.

Baca juga: KKP tambah dua unit kapal pengawas di Laut Natuna dan Selat Malaka


Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Agus Salim
COPYRIGHT © ANTARA 2020
https://m.antaranews.com/berita/1325494/kapal-pengawas-baru-kkp-mulai-dibangun-di-batam

Most of KKP new armada is being built during SBY era, and after hiatus for four years and overused only now KKP got more vessels after Japan grant and this newly built one.
 
Any indications that foreign hands might be also at play here...?

Foreign hands helping the KKB is already known since their establishment. It is the thing that keep them alive and operating until the present. They give support, both materially and immaterially, to ensure those fighter not surrendering and assimilating to Indonesia.
 
Australian dude who wear kkb pin when shakehand with jokowi, iam pretty sure he helps kkb somehow
I wouldn't say the Australian government would support them, openly or clandestinely. Jokes aside, Australia's foreign policy towards us is the current status quo. The Aussie government isn't dumb, they know that if West Papua were to secede, it would signal other provinces to attempt to secede as well. The last thing Australia wants (and the US for that matter) is for Indonesia to balkanize into several warring states, because it would make their own security situation even more precarious. They want a strong, allied, and unified Indonesia to act as a buffer between them and the PRC.

If anything, I'd wager that PRC would be more likely to start stirring the pot. It would be easier for them to expand and solidify their presence in Southeast Asia if they were to only have to deal with a handful of small states instead of a unified nation.
 
Last edited:
is there any information about semiconductor research and ToT for iron casting and diesel engine ?, somehow this is the basic core for advanced technology and our military vehicles and products depend on diesel engine

thanks before
 
is there any information about semiconductor research and ToT for iron casting and diesel engine ?, somehow this is the basic core for advanced technology and our military vehicles and products depend on diesel engine

thanks before

LIPI doesnt have semiconductor research, but I dont know about BPPT, maybe you can search on their website. ITB has semi conductor division though, you can search PAU microelectronica.

In term of diesel engine, PT Boma Bisma Indra make cooperation with Doosan from South Korea to manufacture and sell marine diesel engine.

35205_47226_4856.png

093036300_1566380032-WhatsApp_Image_2019-08-21_at_16.27.19.jpeg


Semi conductor research have been urged by one of our great scientist since 1970 but our previous leader doesnt have such long term insight and vision.


https://en.wikipedia.org/wiki/Samaun_Samadikun

Vision
In the 1970s, he proposed to Indonesian government and industries at the time to do research and development of microelectronic devices domestically. His proposal and dream never got realized until his death. During his life, he was never tired to dream that someday there would be chip fabrication industries built in Indonesia. He was also active in the planning of Bandung High Tech Valley (BHTV) which tries to replicate the success of California's Silicon Valley in Indonesia.
 
Glad to hear it, perhaps in the future we can technology from catepillar engine for our harimau, diesel for our heavy fritages, and aircraft engine for our ifx,
And yes i feel we left behind in case of semiconductors fabrication, we only have some fabrication in Batam but i think we need more player in this sector
 

Back
Top Bottom